Wednesday, June 14, 2017

Sistem EFI (Electronic Fuel Injection) Pada Mobil

Sistem EFI (Electronic Fuel Injection) adalah salah satu sistem bahan bakar pada mesin bensin yang pengaturan jumlah bahan bakar yang disemprotkan oleh injector didalam ruang bakar diatur secara elektronik (komputer). Hampir semua mobil keluaran terbaru saat ini sudah menggunakan fuel injection, hal ini dikarenakan sistem bahan bakar yang ini lebih unggul dibandingkan dengan sistem bahan bakar konvensional yang masih menggunakan karburator.

Prinsip Kerja Sistem EFI (Electronic Fuel Injection) pada Mobil


Mesin yang masih menggunakan sistem bahan bakar konvensional, jumlah bahan bakar yang masuk ke ruang bakar diatur oleh karburator. Sedangkan untuk mesin yang sistem bahan bakarnya sudah modern (menggunakan sistem EFI) maka jumlah bahan bakar yang disemprotkan di ruang bakar oleh injektor akan diatur oleh komputer. Jumlah ini tentunya lebih akurat dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya, otomatis konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit.

Yang membuat bahan bakar yang disemprotkan selalu akurat dan tepat sesuai dengan kondisi mesin adalah karena adanya sensor-sensor. Sensor sensor ini akan memberikan sinyal kepada ecu, yang kemudian oleh ecu akan diolah dan dikirim ke actuator seperti injector untuk menyemprotkan bahan bakar dalam jumlah yang tepat.

Sensor-sensor tersebut antara lain sensor temperatur udara masuk (IATS = Intake Air Temperature Sensor), Knocking Sensor, TPS (Throttle Temperature Sensor), Water Temperature Sensor, O2 Sensor, Putara mesin dan masih banyak lagi.

Keunggulan-keunggulan Sistem EFI (Electronic Fuel Injection)


Seperti yang saya sebutkan di atas, bahwa sistem EFI lebih unggul dibandingkan sistem bahan bakar yang koncensional (dengan karburator). Berikut adalah keunggulannya :
  1. Sistem EFI menjamiin perbandingan udara dan bahar bakar yang masuk ke dalam silinder dalam perbandingan yang ideal dan efisiensi yang sangat tinggi. Intinya perbandingan akan sesuai dengan kondisi mesin dan kebutuhan.
  2. Karena jumlah bahan bakar yang masuk disemprotkan injector selalu tepat dan efisien, maka mobil yang menggunakan sistem injeksi kemungkinan besar lebih irit dengan mobil yang masih menggunakan karburator dengan kelas yang sama (kapasitasnya sama).
  3. Konstruksi ruang bakar dan kepala silinder dapat lebih disempurnakan, agar efisiensi volumetrik dapat dimaksimalkan sehingga torsi dan daya dapat meningkat. 
  4. Karena perbandingan udara dan bahan bakar disesuaikan dengan kondisi mesin atau kebutuhan, maka akan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna. Emisi gas buang yang dihasilkanpun akan lebih baik bila dibandingkan dengan sistem bahan bakar yang menggunakan karburator.
  5. Terkait dengan perawatan, perawatan sistem bahan bakar yang menggunakan EFI cenderung lebih sedikit. Namun, apabila terjadi kerusakan kemungkinan biaya lebih mahal/besar.
  6.  Dan lain sebagainya

      Jenis jenis Sistem EFI (Electronic Fuel Injection)

      Terdapat dua jenis sistem efi yang digunakan pada kendaraan yaitu sistem D-EFI dan sistem L-EFI. Bagaimanakan perbedaan keduanya? Berikut adalah penjelasan dari kami !!


      a) Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type) 
      Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type)
      Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type)
      Jenis sistem EFI yang pertama adalah sistem D-EFI. Sistem ini mengukur tekanan udara yang berada didalam intake manifold yang kemudian melakukan penghitungan umlah udara yang masuk. D-EFI disebut �D-jetronic" yang merupakan salah satu merk dagang dari Bosch. �D� berasal dari bahasa Jerman yaitu �Druck� yang mempunyai arti tekanan. �Jetronic adalah istilah Bosch yang berarti penginjeksian. Sistem D-EFI ini tidak seakurat sistem L-EFI yang menggunakan air flow (pengukur jumlah aliran udara), hal ini dikarenakan pada sistem D-EFI tidak dapat mengkonversi dengan tepat tekanan udara dan jumlah udara yang melewati intake manifold.

      b). Sistem L-EFI (Airflow Control Type)
      Sistem L-EFI (Airflow Control Type)
      Sistem L-EFI (Airflow Control Type)
      Berbeda dengan sistem D-EFI yang menggunakan Manifold Pressure Sensor yang berguna untuk mengukur tekanan udara yang berada di dalam intake manifold, kalau dalam sistem L-EFI ini menggunakan Airflow meter untuk mengukur jumlah udara yang mengalir melalui intake manifold dengan sangat akurat. Karena yang diukur langsung jumlah udara yang mengalir dengan keakurasian yang sangat baik, maka sistem ini lebih akurat dari sistem D-EFI.

      Susunan Dasar SISTEM EFI (Electronic Fuel Injection)

      Susunan dasar sistem EFI ini dapat dibagi menjadi 3 bagian (3 sistem fungsional) yaitu sistem bahan bakar, sistem induksi udara dan sistem pengontrol elektronik (Electronic Control System).

      1. Sistem bahan bakar
      Sistem bahan bakar pada sistem EFI berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai dengan injector.  Komponennya terdiri dari fuel tank, fuel pump, fuel line, fuel filter, delivery pipe, cold start injector, injector, pressure regulator dan return line. Bahan bakar yang berada di dalam tangki akan dihisap oleh pompa bahan bakar, kemudian disaring oleh filter bahan bakar. 

      Pressure Regulator akan mengatur tekanan bahan bakar, bila tekanannya berlebih (bahan bakarnya terlalu banyak) maka kelebihan bahan bakar tersebut akan dikembalikan ke tangki melalui return line. Cold start injector pada sistem ini berguna untuk menginjeksikan bahan bakar langsung ke air intake chamber ketika cuaca dingin sehingga mesin lebih mudah untuk dihidupkan.

      2. Sistem Induksi Udara (Air Induction System)
      Udara akan masuk melewati filter udara agar terbebas dari kotaran dan debu, udara yang sudah bersih ini kemudian akan masuk ke airflow meter dengan membuka measuring plate, besarnya pembukaan ini bergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk ke dalam intake chamber. Besarnya kecepatan aliran udara yang masuk ke intake chamber ini tergantung pada besarnya katup throttle membuka. Udara ini kemudian akan mengalir ke intake manifold yang selanjutnya akan masuk ke ruang bakar.

      Jumlah udara yang masuk ini diteksi oleh airflow meter (pada sistem L-EFI) atau oleh manifold pressure sensor (pada sistem D-EFI).

      3. Sistem Pengontrol Elektronik (Electronic Control System)
      Sistem pengontrol elektronik ini terdiri dari sensor-sensor yang berguna untuk mendeteksi kondisi mesin dan juga komputer (ECU) untuk menentukan ketepatan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan oleh injector sesuai dengan kondisi mesin yang telah ditangkap oleh sensor-sensor.

      Sensor-sensor ini terdiri dari beberapa macam, seperti throttle position sensor, ignition signal, water temperatur sensor, starter signal, oxygen sensor, knocking sensor, intake air temperatur sensor dan lain sebagainya.

      Sumber: BisaOtotmotif.com


      EmoticonEmoticon