Saturday, January 31, 2015

Fungsi dan Cara Kerja transmisi manual dan Komponen komponennya

1) Prinsip Kerja Transmisi 
Transmisi manual dan komponen-komponennya yang akan dibahas dalam modul ini adalah yang dipergunakan pada kendaraan bermotor. Transmisi manual dan komponen-komponennya merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi mengatur tingkat kecepatan dalam proses pemindahan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan (pemakai/peng-gunaan tenaga). 
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari Unit kopling, transmisi, defrensial, poros dan roda kendaraan. Sementara Posisi transmisi manual dan komponennya, terletak pada ujung depan sesudah unit kopling dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Fungsi transmisi adalah untuk mengatur perbedaan putaran antara putaran mesin (memalui unit kopling) dengan putaran poros yang keluar dari transmisi. Pengaturan putara ini dimaksudkan agar kendaraan mampu bergerak sesuai dengan beban dan kecepatan kendaraan
Posisi transmisi manual pada kendaraan secara skema dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.
Gambar Posisi transmisi manual pada kendaraan 
Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga (Engine) kesisitem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling (Clutch) diteruskan ketransmisi (Gear Box) ke propeller shaft dan keroda melalui defrensial (Final Drive). Konsep kerja transmisi manual dapat dijelaskan melalui gambar 2 dan 3 berikut.
Gambar Prinsip Kerja menggunakan konsep momen 
Berdasarkan gambar 2 tersebut, dapat dilihat perbedaan antara keduanya. Gambar pertama seseorang mendorong mobil ditanjakan secara langsung, sementara gambar kedua menggunakan tongkat pengungkit. Melihat kondisi tersebut, manakah diantara keduanya yang lebih ringan?. Jawabnya tentu dia yang menggunakan pengungkit, sebab pada posisi pertama gaya dorong secara langsung, sementara posisi kedua menggunakan transfer momen melalui tongkat. Semakin panjang lengan, maka tenaga yang dikeluarkan untuk mendorong kendaraan akan semakin ringan.
Konsep dasar di atas kemudian dipergunakan dalam membuat desain transmisi, dimana lengan pengungkit tersebut diterapkan pada diameter roda gigi. Sehingga transmisi kendaraan juga disebut dengan gear box atau kotak roda gigi, karena komponen utama transmisi adalah roda gigi. Konsep pemindahan tenaga melalui roda gigi, seperti terlihat pada gambar 3 berikut ini.
Gambar  Konsep pemindahan tenaga melalui roda gigi 
Gambar 3 (a) menggambarkan lengan pengungkit sederhana. Pada kodisi seimbang persamaannya M x l = m x 4l artinya massa m yang hanya ¼ M dapat mengangkat M. Hal ini menunjukan bahwa dengan gaya yang kecil dapat mengangkat massa yang beratnya 4 kali lipat, karena digunakannya sistem lengan pengungkit.
Gambar 3 (b), menunjukkan bagaimana dua piringan dipergunakan sebagai lengan pengungkit. Pada contoh tersebut massa yang digantungkan pada poros C akan mengangkat beban yang ada pada poros D. Rangkaian ini mungkin dapat dipergunakan untuk memahami konsep kerja transmisi, mesin dihubungkan ke poros C, dan yang ke roda dihubungkan ke D. Apabila diameter piringan B dibuat tiga kali piringan A, maka momen yang dihasilkan tiga kali lipat. Namun bila perbandingan giginya (gear ratio) 2 : 1, maka roda gigi A berputar dua kali, sedangkan roda gigi B berputar 1 kali. Momen pada roda gigi A ½ dari roda gigi B, atau gaya angkatnya akan setengah dari beban yang diangkat. 
2) Macam-macam Roda gigi
Roda gigi/Gears adalah roda yang terbuat dari besi yang mempunyai gerigi pada permukaannya. Bentuk gigi dibuat sedemikian rupa hingga dapat bekerja secara berpasangan dan setiap pasangan terdapat sebuah roda gigi yang menggerakkan (driving gear) dan sebuah roda gigi yang digerakkan (driven gear).
Suatu kelompok/kumpulan roda gigi dengan komponen lain membentuk suatu sistem transmisi dalam suatu kendaraan, mereka terletak dalam suatu wadah yang disebut transmission case, atau kadang juga disebut gear box.
Beberapa macam desain roda gigi yang dipergunakan pada transmisi adalah:
Gambar Macam-macam roda gigi
a). Roda gigi jenis Spur – bentuk giginya lurus sejajar dengan poros, dipergunakan untuk roda gigi geser atau yang bisa digeser (Sliding mesh).
b). Roda gigi jenis Helical – bentuk giginya miring terhadap poros, dipergunakan untuk roda gigi tetap atau yang tidak bisa digeser (Constant mesh dan synchro-mesh).
c). Roda gigi jenis Double Helical – bentuk giginya dobel miring terhadap poros, dipergunakan untuk roda gigi tetap atau yang tidak bisa digeser (Constant mesh dan synchro-mesh).
d). Roda gigi jenis Epicyclic – bentuk giginya lurus atau miring terhadap poros, dipergunakan untuk roda gigi yang tidak tetap kedudukan titik porosnya (Constant mesh).
3) Konsep kerja transmisi
Seperti telah dikemukakan di atas, transmisi pada kendaraan terdiri dari berbagai bentuk roda gigi, ada yang sistem tetap ada yang digeser (slidingmesh). Berikut ini akan dicoba dijelaskan konsep kerja masing-masing.
a) Transmisi dengan roda gigi geser
Roda gigi pada poros input yaitu berasal dari kopling, dipasang mati. Sedangkan roda gigi yang dipasang pada poros output dipasang geser/sliding. Roda gigi yang digunakan untuk model ini tentunya jenis spur. Perhatikan pada gambar 5 berikut ini.
Gambar  Transmisi Sliding Gear 
Posisi Netral, setiap transmisi mempunyai posisi ini dimana putaran poros input tidak dipindahkan keporos output. Posisi ini digunakan saat berhenti atau yang lainnya dimana sedang tidak memerlukan tenaga mesin. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka kedua roda gigi pada poros output (C & D) digeser agar tidak berhubungan dengan roda gigi dari poros input (A & B).
Posisi gigi 1, digunakan untuk menggerakan kendaraan pertama kali. Kondisi ini memerlukan momen yang besar gerakan pelan, maka roda gigi pemutar (Driver) harus yang lebih kecil (A) memutar roda gigi yang lebih besar (D). Sehingga roda gigi pada poros output yang dihubungkan deengan roda gigi yang sebelah kiri, sementara yang sebelah kanan tidak berhubungan. Seperti terlihat pada gambar 6 berikut ini.
Gambar  Posisi gigi 1 
Posisi gigi 2, pada posisi ini tentunya kendaraan sudah bergerak sehingga momennya tidak begitu besar dibandingkan dengan saat posisi gigi 1. komposisi roda gigi pada posisi gigi kedua ini roda gigi D digeser sampai tidak berhubungan dengan roda gigi A, dan roda gigi C digeser kekiri agar berhubungan dengan roda gigi B. Dengan demikian, putaran poros input dipindahkan melalui roda gigi B & C ke poros output.
b) Transmisi dengan roda gigi tetap.
Sistem pemindahan kecepatan pada sistem ini tidak memindah roda gigi, namun dengan menambah satu perlengkapan kopling geser. Hubungan roda gigi C & D terhadap poros output bebas bukan sliding seperti pada model sebelumnya. Sedangkan yang terhubung sliding dengan poros output adalah kopling gesernya. Ilustrasi model ini dapat dilihat pada gambar 7 ber-ikut ini.
Gambar Transmisi dengan posisi roda gigi tetap 
Pada model transmisi roda gigi tetap ini memungkinkan dipergunakan bentuk roda gigi selain model spur. Sehingga memungkinkan penggunaan roda gigi yang lebih kuat. 
Kopling geser dapat digeser kekanan atau kekiri. Bila kopling ada ditengah maka berarti transmisi pada posisi netral. Pada posisi ini meskipun roda gigi C & D terus berputar bersama roda gigi A & B, namun tidak ada pemindahan putaran keporos output. Hal ini karena baik roda gigi C maupun roda gigi D terpasang bebas terhadap poros output.
Posisi gigi 1, kopling geser digeser kekiri hingga berhubungan dengan roda gigi D. Sehingga putaran poros input disalurkan melalui roda gigi A memutar roda gigi D dan membawa kopling geser yang telah terhubung, dan akhirnya poros output terbawa putaran melalui kopling geser.
Posisi gigi 2, kopling digeser kekanan hingga berhubungan dengan roda gigi C. Sehingga putaran poros input disalurkan melalui roda gigi B memutar roda gigi C dan membawa kopling geser yang telah terhubung, dan akhirnya poros output terbawa putaran melalui kopling geser.
c) Transmisi Synchronmesh
Terdapat kerugian yang perlu diatasi pada penggunaan sistem roda gigi geser seperti yang telah diuraikan di atas, yaitu:
a) Suara transmisi kasar saat memindah kecepatan.
b) Pemindahan gigi sangat sulit, apalagi pada kecepatan tinggi, sehingga pemindahan gigi harus dilakukkan pada kecepatan yang rendah. 
Hal ini juga dialami pada sistem pengembangan yang meng-gunakan sistem Constantmesh. Meskipun pada sistem constant-mesh sudah tidak menggunakan penggeseran roda gigi, namun sistem penyambungannya masih mengalami permasalahan. Penyambungan yang dipergunakan pada sistem Constantmesh mirip pada sistem sliding gear saat memasukan kecepatan tertinggi yaitu antara roda gigi C dengan roda gigi D. Dengan kata lain, kendaraan yang transmisinya menggunakan sistem sliding gear atau Constantmesh akan terhambat khususnya pada proses akselerasi kendaraan. Karena setiap pemindahan kecepatan harus menunggu putaran turun terlebih dahulu. 
Permasalahan proses pemindahan gigi tersebut, karena per-bedaan putaran kedua gigi yang akan disambungkan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Misalkan: gambar 7 jumlah gigi dari roda gigi A = 20; B = 30; C = 20; dan D = 30.
Pada saat kendaraan belum berjalan, berarti putaran poros output dan kopling geser n2 = 0 rpm. Sementara bila putaran poros input adalah n1 = 1000 rpm, maka putaran roda gigi D n3 dapat dihitung sebagai berikut:
n3 = (A x n1)/D = (20 x 1000)/30 = 666 rpm.
Pada putaran yang demikian tinggi yaitu 666 rpm, sementara kopling geser tidak berputar tentu tidak dapat dihubungkan. Untuk itu biasanya pengemudi, memutus hubungan poros input dengan mesin dengan menginjak pedal kopling. Meskipun demi-kian untuk putaran sebesar 666 rpm, disamping tidak/sulit dihubungkan, kalau dapat dihubungkan akan terjadi kejutan yang luar biasa. Kejutan ini dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen transmisi.
Oleh karena itu kemudian ditemukan sistem synchromesh. Sistem ini secara sederhana seperti terlihat pada gambar 8. Roda gigi transmisi dalam kondisi tetap, untuk memindahkan posisi kecepatan dipergunakan perlengkapan synchromesh, dimana dengan bentuk konisnya akan menyamakan putaran, baru kemudian gigi sleeve disambungkan. Kemampuan menyesuaikan putaran antara dua roda gigi yang akan disambungkan ini yang tidak dimiliki oleh kedua sistem sebelumnya. 
Gambar  Unit SynchroMesh 
Sistem synchromesh ini yang kemudian dipergunakan pada transmisi manual sampai saat ini. 
Cara kerjanya saat handel transmisi pada posisi netral, maka synchromesh berada ditengah tidak berpengaruh atau dipengaruhi oleh kedua roda gigi yang ada disampingnya. 
Pada saat synchromesh digerakan kekiri kearah roda gigi (1), maka synchro hub (4) akan terdorong kekiri dan semakin kuat, maka akan mengerem putaran melalui bentuk konisnya hingga putaran antara roda gigi (1) dengan synchro hub (4) sama, kemudian sleeve (3) bergeser kekiri lebih lanjut hingga tersambung dengan gigi kecil (dog teeth) (2). Posisi ini berarti proses penyambungan sudah selesai. Dengan cara demikian proses penyambungan roda gigi transmisi tidak perlu me-nunggu turunnya putaran mesin. 
Proses tersebut sama saat akan menghubungkan dengan roda gigi yang sebelah kanan (8), synchromesh digerakan kekanan kearah roda gigi (8), maka synchro hub (4) akan terdorong kekanan dan semakin kuat, maka akan mengerem putaran melalui bentuk konisnya hingga putaran antara roda gigi (8) dengan synchro hub (4) sama, kemudian sleeve (3) bergeser kekanan labih lanjut hingga tersambung dengan gigi kecil (dog teeth) roda gigi (8).
,

BACA JUGA

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ET ...
Potensi Perkebunan dan Pertanian
Potensi Perkebunan dan Pertanian A. Pertanian Sumber alam Pangke ...
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SISTEMSekelompok elemen-elemen yang terint ...
Kopling, Penyalur Tenaga ke Transmisi
Kopling, Penyalur Tenaga ke Transmisi SETIAP pengemudi kendaraan berm ...
Read More

komponen kopling dan fungsinya

Apakah Kopling (clutch) itu?

Kopling adalah suatu alat yang hanya dapat ditemukan pada kendaraan dengan transmisi manual. Kopling terletak antara bagian belakang mesin dengan ujung depan transmisi.

Apakah fungsi Kopling tersebut?

Kopling mengatur transfer gaya putar/torsi dari mesin ke pemindah daya.

Jika pedal kopling ditekan/diinjak, tidak ada gaya putar yang ditransfer dari mesin ke komponen yang lain dari pemindah daya.

Jika pedal kopling dilepas, gaya putar/torsi dari mesin ditransfer oleh pemindah daya ke roda penggerak.

Seperti yang akan diterangkan pada modul ini, terdapat perbedaan mekanisme yang digunakan antara transmisi otomatis dengan manual dalam mentransfer torsi dari mesin ke pemindah daya.

Bagaimana kopling bekerja?

Prinsip dasar bagaimana kopling bekerja seperti yang diilustrasikan pada gambar berikut ini.

Jika pedal kopling ditekan (diinjak)

Seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, poros engkol (crank saft) memutar drive disc dalam kopling. Selama disc yang lain (driven disc) tidak berhubungan dengan drive disc, maka tidak ada torsi yang ditransfer dari mesing ke pemindah daya.

Jika pedal kopling dilepas

Drive disc dan driven disc bersinggungan. Drive disc pada saat ini dapat memutar driven disc yang berhubungan dengan poros input transmisi. Sebagai hasilnya, torsi/gaya putar dari mesin ditransfer melalui kopling ke pemindah daya. (Lihat gambar 2 berikut ini).



Rangkuman operasi kopling

Pengoperasian pedal kopling dapat memasang atau melepas gaya klem(kempitan) di dalam suatu rangkaian kopling/kopling set (clutch assembly). Memasang gaya kelem (pedal kopling dilepas/tidak diinjak), memasang gaya putar(torsi) dari poros engkol mesin dilanjutkan ke pemindah daya. Melepaskan gaya kelem (pedal kopling diinjak) mencegah gaya putar (torsi) dari mesin diteruskan ke pemindah daya.

Komponen-komponen dari Kopling (Clutch)

Komponen utama dari kopling mulai dari roda gila (flywheel) adalah sebagai berikut :
·         Driven plate (juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction disc/piringan gesek)
·         Clutch pressure plate (plat penekan) dan covernya
·         Clutch release atau throwout bearing
·         Clutch release fork

Komponen-komponen kopling secara bersamaan membentuk rangkaian kopling/kopling set (clutch assembly).


Komponen utama kopling dan fungsinya

Clutch release mechanism
Mekanisme Pembebas kopling
(Kabel, hubungan atau hidrolik)
Memungkinkan pengendara mengkopling dengan pedal kaki.
Clutch fork
Tuas/garpu kopling
Adalah tuas yang memberi gaya bearing pembebas melawan plat penekan
Pressure Plate
Plat penekan
Plat yang ditekan dengan spring(per) memberi gaya plat kopling melawan roda gila (flywheel)
Clutch disc
Pelat kopling
Piringan gesek yang dipasangkan ke poros input transmisi. Memuat permukaan gesek(kasar) antara roda gila dengan plat penekan.
Flywheel
Roda gila
Memberikan suatu permukaan gesek (kasar) pada plat kopling
Pilot bearing
(ring atau bearing)
Mendukung/menyangga bagian ujung depan dari poros input transmisi


Terdapat bervariasi desain dan bentuk dari komponen-komponen ini, akan tetapi fungsi dari masing-masing adalah sama.

Dua model yang umum dari kopling adalah :

·         Singgle plate clutch (Kopling plat tunggal). Seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 halaman 6. Tipe kopling ini umum digunakan pada kendaraan ringan, termasuk kendaraan ringan komersial.
·         Multy plate clutch (kopling multiplat). Digunakan pada kendaraan-kendaraan berat.


Nama-nama lain/alternatif untuk komponen-komponen kopling.

Beberapa komponen kopling dan nama lainnya adalah sebagai berikut :
Clutch housing…………..Bell housing……………………Rumah kopling
Clutch thrust bearing……Clutch throwout bearing………Bearing pembebas
                       kopling
Clutch plate………………Clutch driven plate…………….Plat kopling


Pemeriksaan Kerusakan Komponen Kopling (Clutch)


Ketidakberesan kopling – gejala-gejala yang mungkin timbul

Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada rangkaian kopling/kopling set (clutch assembly) :

·         Kopling selip pada saat dibebani
·         Bergetar
·         Gerakan kendaraan yang mengejut
·         Suara berisik yang tidak lazim
·         Tidak ada gerakan
·         Suara berisik pada saat pemindahan gigi


Masalah-masalah di lapangan

Pada beberapa kasus pemilik kendaraan berharap hanya mengganti satu atau dua komponen kopling dalam rangka memperbaiki suatu kerusakan.

Walaupun demikian, beberapa pabrik komponen membuat komponen kopling dalam bentuk kopling satu set yang berisi seluruh komponen kopling.

Jika pada situasi ini seluruh komponen dalam kopling set lebih baik diganti dari pada mengganti hanya satu bagian saja.

Suatu hal yang sangat penting secara hati-hati menerangkan hal ini kepada pemilik kendaraan karena mungkin mereka akan mengeluarkan beaya yang lebih banyak untuk mengganti satu set daripada mengganti satu bagian saja. Walaupun hal ini suatu hal yang kurang menguntungkan dari segi ekonomi akan tetapi membeli dan mengganti satu set kopling akan menghasilkan penghematan di masa depan.


Komponen-komponen yang berkorelasi dan item umum dalam perbaikan

Komponen yang biasa berhubungan dalam penggantian kopling adalah sebagai berikut :

·         Pilot bearing (sampai dengan bagian belakang poros engkol mesin)
·         Clutch release atau throwout fork (garpu pembebas kopling)
·         Adjustment rods (tangkai penyesuai/penyetel)
·         Clutch cable (kabel kopling)
·         Clutch pedal pad (injakan pedal kopling) dan clips (jepitan)
·         Clutch pedal pivots (tangkai pedak kopling) dan bushes
·         Tabung hidrolis
·         Oli/cairan hidrolis
·         Pipa/selang hidrolis
·         Buku manual servis
·         Peralatan servis


Penyetelan kopling

Pelanggan/pemilik kendaraan dapat mencari informasi tentang penyetelan kopling.

Sumber yang sesuai mengenai informasi ini tersedia pada buku spesifikasi dan prosedur meliputi :

·         Buku manual bengkel kerja (fotokopi pada halaman yang relevan)
·         Bengkel kerja pada tempat kerja anda
·         Pengalaman pribadi anda
·         Petunjuk dari pabrik atau agen dealernya

Read More

Teknologi Honda Injeksi (Fuel Injection) Dan Keunggulannya

Honda Injeksi - Barangkali banyak dari kita yang masih awam seringkali bertanya, Apakah itu motor injeksi? Apa itu teknologi injeksi (Fuel Injection)? Pertanyaan tersebut terlintas pada saat kita ingin membeli motor baru dan mendapati informasi tentang teknologi injeksi. Saat ini memang sebagian besar pabrikan sudah mulai bergeser perlahan (dari sistem pembakaran karburator) menjadi teknologi injeksi. Salah satu pabrikan yang cukup gencar mengganti semua motornya menjadi teknologi injeksi adalah Honda. Pabrikan tersebut juga disebut-sebut sebagai pionir nya motor injeksi pertama yang diluncurkan pada tahun 2005 silam.
Sebelum membahas lebih jauh tentang keunggulan motor injeksi, marilah kita mengenai lebih dahulu pengertian teknologi injeksi. Motor injeksi adalah motor yang proses pembakarannya melalui fuel injector yang kemudian dicampurkan dengan udara dengan takaran yang sempurna sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna dengan tenaga yang maksimal. Untuk teknologi injeksi Honda, disebut juga PGM-FI (Programmed Fuel Injection), dimana proses pembakarannya diprogram secara elektronik dengan bagan yang ditunjukkan seperti gambar dibawah ini. 

Teknologi Injeksi (Honda Injeksi PGM-FI)

Honda Injeksi
Honda Injeksi
Beberapa keunggulan motor berteknologi injeksi antara lain:
  • Proses pembakaran yang lebih sempurna menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit 30%
  • Ramah lingkungan
  • Mesin lebih halus
Penerapan teknologi injeksi sebelumnya memang hanya diterapkan pada motor - motor balap yang kerap turun di arena sirkuit seperti MotoGP dan kelas superbike. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, akhirnya mulai diterapkan juga pada motor harian. Pada tahun 2014 ini, motor injeksi mulai banyak bermunculan, seperti Honda Fino, Yamaha GT125, Xeon RC, dan banyak lagi. Untuk cara kerja teknologi injeksi Yamaha, baca juga ulasannya disini: YMJET-FI, Teknologi Injeksi Yamaha dan Cara Kerjanya
Demikianlah informasi mengenai Teknologi Honda Injeksi (Fuel Injection) Dan Keunggulannya. Semoga bermanfaat :-)
Read More

Fungsi dan Bagian-bagian Karburator Sepeda Motor


Fungsi dan bagian-bagian karburator sepeda motor
Fungsi karburator adalah tempat bercampurnya bahan bakar dan udara dalam ukuran yang tepat (sesuai kebutuhan) untuk kemudian disalurkan ke dalam ruang pembakaran (silinder) dalam bentuk kabut. Apabila karburator tidak bekerja dengan baik akan menyebabkan sepeda motor kurang tenaga, boros bahan bakar, bahkan dapat menyebabkan mesin sepeda motor tidak dapat dihidupkan. Selain itu, pembakaran yang tidak sempurna dapat mengakibatkan mesin cepat panas. Kinerja karburator tidak baik ditandai dengan knalpot mengeluarkan asap yang tidak normal.  
Bagian – bagian Karburator serta Fungsinya.
·      Ruang Pelampung Karburator ( float chamber )
Menampung sementara bahanbakar dari tangki sebelum di proses (dialirkan ke ruang pembakaran)
·      Pelampung ( floater )
Mengatur bahan bakar dalam ruang pelampung karburator agar permukaannya tetap sehingga tidak meluap dan masuk ke ruang pembakaran.
·      Jarum katup pelampung ( needle valve/floater valve )
Menutup saluran suplai bahan bakar dari tangki bila bahan bakar dalam ruang pelampung karburator telah penuh.
·      Katup gas/skep ( throttle valve )
Mengatur jumlah campuran bahan bakar dengan udara yang akan dialirkan ke dalam ruang pembakaran ( silinder ).
·      Jarum gas / jarum skep ( Jet needle )
Mengatur jumlah campuran bahan bakar dengan udara yang masuk melalui spuyer ketika motor digas dengan pembukaan katup ¼ sampai dengan ¾.
·      Pegas/ per skep ( throttle valve spring )
Mengembalikan posisi skep pada posisi terendah saat kabel gas dolepas (tidak digas).
·      Pemancar jarum ( main nozzle / needle jet )

Memancarkan bahan bakar waktu motor digas, besarnya diatur oleh terangkatnya jarum skep.

·      Pemancar utama ( main jet / spooyer )
Memancarkan bahan bakar pada waktu putaran tinggi (Kabel gas ditarik penuh)
·      Pemancar kecil / stationer ( slow jet/pilot jet )
Memancarkan bahan bakar ketika motor dalam keadaan langsam / stationer /idle.
·      Sekerup / baut udara ( air screw )
Mengatur jumlah udara yang bercampur dengan bahan bakar.
·      Sekerup / baut gas ( throttle screw )
Mengatur posisi pembukaan katup/skep untuk posisi langsam ( stationer )
·      Katup cuk ( choke valve )
Menutup saluran udara yang masuk ke karburator agar terjadi percampuran kaya untuk sementara.
Digunakan apabila menghidupkan mesin dalam keadaan dingin.
Fungsi dan bagian-bagian karburator sepeda motor (2)Fungsi dan bagian-bagian karburator sepeda motor (3)Fungsi dan bagian-bagian karburator sepeda motor (4)Fungsi dan bagian-bagian karburator sepeda motor (5)Fungsi dan bagian-bagian karburator sepeda motor (6)Fungsi dan bagian-bagian karburator sepeda motor (7)Fungsi dan bagian-bagian karburator sepeda motor (8)Fungsi dan bagian-bagian karburator sepeda motor (9)Fungsi dan bagian-bagian karburator sepeda motor (10)
Read More

komponen CVT dan fungsinya

image
didalam CVT ada 4 komponen utama yaitu
1)primery sheave
2)v-belt
3)secondary sheave
4)gear reduksi
1)-di primery sheave sendiri ada beberapa komponen pendukung yaitu
image
-fixed sheave
berfungsi sebagai penahan v-belt.komponen ini tidak bergerak.berbentuk piringan,biasanya bagian sisinya menyerupai kipas sebagai pendingin mesin.
-sliding sheave
komponen ini berfungsi menekan v-belt dalam putaran tinggi.karna sliding sheave ini dapat bergerak kekanan ataupun ke kiri.
-collar
fungsinya adalah sebagai tempat dudukan dari fixed sheave,sliding sheave dan cam
-cam
fungsinya sebagai tempat dudukan slider
-slider
fungsinya sebagai pendorong roller yang roller sendiri akan mendorong sliding sheave.slider ini bergerak saat putaran mesin tinggi.
-roller
fungsinya sebagai penekan sliding sheave,cara kerjanya sesuai putaran mesin,apabila putaran mesin tinggi roller ini menekan sliding sheave dan begitu pula sebaliknya gaya di atas biasa di sebut gaya sentrifugal.
selanjutnya kita ke poin yang kedua,yaitu
2)-v-belt
image
fungsinya sendiri adalah sebagai penghubung antara sliding sheave dan secondary sheave yaitu meneruskan putaran mesin dari sliding sheave.biasanya v-belt ini memiliki gerigi-gerigi yang di rancang agar v-belt tidak terlalu panas akibat gesekan terus menerus.
poin selanjutnya adalah
3)-secondary sheave
image
didalam secondary sheave juga ada beberapa komponen penting yaitu
-sliding sheave
berfungsi menekan v-belt.perbedaan sliding sheave di secondary sheave  dengan sliding sheave di primary sheave adalah tidak memiliki sirip.
-fixed sheave
berfungsi sebagai penahan v-belt  atau bagian statis.
-per
berfungsi sebagai pendorong sliding sheave
-torque cam
berfungsi membantu menekan otomatis sliding sheave pada saat motor  memerlukan akselerasi.
-clutch housing
biasa disebut rumah kopling fungsinya adalah penerus putaran dari v-belt ke poros roda
-sepatu kopling
fungsinya adalah sebagai penghubung putaran ke poros roda belakang.sistem kerjanya model sentrifugal yaitu bekerja sesuai putaran tinggi redahnya.
poin terakhir adalah
4)-gear reduksi
image
fungsinya sendiri adalah sebagai menyeimbangkan putaran mesin dengan roda.selain itu juga sebagai pendongkrak tenaga.bisanya ada oli khusus untuk melumasi gear agar mengurangi gesekan.
itulah komponen CVT dan fungsinya semoga dapat menambah wawasan sobat abangirengku
salam

Incoming search terms:

  • komponen cvt (801)
  • fungsi cvt (302)
  • komponen cvt dan fungsinya (131)
  • fungsi per cvt (106)
  • bagian cvt (82)
  • bagian bagian CVT (80)
  • komponen komponen cvt (72)
  • fungsi roller pada cvt (68)
  • komponen cvt mio (61)
  • fungsi komponen cvt (59)
Read More